Jumat, 24 Februari 2012

Kabar dari Senayan


DILEMA TIADA HENTI :
“ RENOVASI GEDUNG ATAU RENOVASI HATI NURANI “
Oleh :
Yustinus Farid S, S.IP, MPA[1]

            Beberapa pekan terakhir ini kita dibuat tercengang dengan adanya renovasi gedung di DPR-RI, khususnya ruang rapat banggar (badan anggaran) DPR-RI yang mencapai miliaran rupiah. Renovasi yang mengguna dana APBN tersebut digunakan hanya oleh segelintir/sekolompok orang saja yang tergabung di banggar DPR-RI. Anggaran yang berasal dari APBN ini seharusnya di berikan kepada rakyat melalui program-program pemerintah, tidak dinikmati oleh “pembuat” kebijakan itu sendiri.
            Untuk renovasi ruang rapat banggar tersebut menelan biaya yang tidak sedikit, perkiraan harga proyek keseluruhan Rp 20.370.893.000. Selain itu, Sekjen DPR juga menganggarkan Rp 2 miliar untuk renovasi toilet di gedung Nusantara I. Dengan anggaran yang sebesar itu dan spesifikasi yang terlalu mewah, dinilai sangat berlebihan dan tidak masuk akal. Ruang rapat seluas 780 meter persegi, itu nantinya akan diisi dengan barang-barang kualitas nomor wahid, seperti kursi yang didatangkan dari luar negeri, meja, dan alat komunikasi/microphone yang serba wah. Sungguh memprihatinkan.
            Tidak hanya itu, menurut catatan detikcom, setidaknya ada 7 (tujuh) proyek DPR-RI yang mengundang keresahan di tengah masyarakat dan dianggap sebagai pemborosan anggaran negara pada awal 2012 ini. Ke-7 (tujuh) proyek tersebut sebagai berikut : 
1.      Perawatan Gedung DPR
Selain merenovasi perbagian, ternyata perawatan secara keseluruhan terhadap Gedung DPR juga dilakukan. Untuk tahun 2012 ini anggaran untuk perawatan gedung tersebut mencapai 500 miliar rupiah.
2.      Renovasi Ruang Rapat Anggota Banggar DPR
Para anggota Banggar DPR-RI, akan segera menikmati ruang rapat yang baru. Setelah BURT DPR memastikan telah melakukan tender senilai 20 miliar rupiah pada Oktober 2011 lalu.
3.      Papan Selamat Datang DPR
Proyek lain yang mengundang decak kagum adalah pemasangan dua layar LED yang akan menampilkan wajah para pimpinan DPR dan juga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota dewan. Tidak tanggung-tanggung, biaya pemasangan layar berukuran 3x2 meter yang dipasang diatas tiang bulat setinggi 3 meter ini mencapai Rp 4,8 miliar rupiah.
4.      Renovasi Tempat Parkir Motor
Gedung DPR seperti tidak henti-hentinya membenahi diri. Proyek ambisius lain adalah renovasi tempat parkir motor. Tempat parkir yang terletak di sebelah barat Gedung DPR ini akan diperluas dengan estimasi biaya mencapai 3 miliar rupiah. Tempat parkir motor itu sendiri dirancang dua tingkat, dan mampu menampung lebih dari 2000 motor perhari. Renovasi ini sendiri sudah berlangsung dan diperkirakan akan segera selesai awal tahun ini juga.
5.      Renovasi Toilet
Pada awal tahun 2012, publik dikejutkan dengan pengumuman akan dilakukan renovasi menyeluruh terhadap 220 toilet di Gedung DPR RI dengan anggaran 2 miliar. Renovasi diperlukan lantaran, toilet di Gedung DPR terutama di Gedung Nusantara I, tempat para anggota dewan bekerja banyak yang sudah rusak dan bau.
6.      Pembuatan Kalender 2012
Menyambut tahun 2012, DPR mengeluarkan kalender tahunan mereka. Kalender yang berisi 13 halaman dan berisi foto-foto kegiatan pimpinan DPR ini dicetak dengan biaya 1,3 miliar rupiah. Dana ini diperlukan untuk mencetak 11200 eksemplar kalender, dimana tiap anggota dewan mendapatkan 20 eksemplar.
7.      Pemberian Makan Rusa di DPR
Proyek-proyek di DPR tidak hanya terkait pembangunan fisik semata. Ada proyek lain yang ternyata tidak diketahui banyak orang. Proyek tersebut adalah pemberian makan rusa-rusa yang selama ini ditempatkan di sekitar gedung DPR. Dana yang dialokasikan untuk memberi makan rusa-rusa ini mencapai 598 juta rupiah.
            Dari tujuh proyek yang kontroversial tersbut jika ditotal secara keseluruhan akan menghabiskan anggaran sebesar 550 miliar. Pantaskah uang tersebut untuk para wakil rakyat yang paling terhormat kita di Jakarta? Karena selama ini belum ada kinerja yang bisa dibanggakan dari mereka semua. Lagi-lagi rakyatlah yang harus menanggung gaya hedonisme anggota dewan yang terhormat.  
Dilema tiada henti : Renovasi Gedung atau Renovasi Hati Nurani
            Jika melihat besaran anggaran yang akan dipergunakan DPR-RI untuk memperbaiki gedungnya, kita akan merasa sangat miris dan prihatin. Karena anggaran sebesar 550 miliar jika diperuntukkan bagi masyarakat akan sangat bermanfaat sekali, terutama untuk dunia pendidikan. Masih banyak gedung-gedung sekolah yang membutuhkan renovasi tapi tidak pernah mendapat perhatian pemerintah. Para siswa yang harus memperoleh kenyamanan fasilitas dalam belajar di sekolah ternyata harus belajar dengan hati yang was-was karena atap gedung yang sudah rapuh, atau tembok yang sudah retak-retak. Sebagai contoh, SDN Pangilen 1 (Sampang, Madura), SDN 03 Pagi Ke­lapa Dua ( Kebon Jeruk-Jakarta Barat), atau SMPN 1 Kecamatan Labuan (Kabupaten Pandeglang), yang semuanya itu atapnya ambruk dan harus menumpang ke sekolah lain. Itu hanya sebagian kecil sekolah yang berada di daerah perkotaan, bagaimana dengan yang ada dipelosok-pelosok seluruh nusantara.
            Melihat besaran anggaran untuk renovasi dan perawatan gedung DPR-RI yang akan menggunakan anggaran APBN sebesar 550 miliar tidak sebanding dengan besaraan anggaran untuk renovasi gedung sekolah pada tahun 2012 yang hanya 19 triliun. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, pada saat mengadakan kunjungan kerja ke Padang pada akhir tahun 2011 kemarin (www.beritapendidikan.com). Dilihat dari besarannya memang terlihat lebih besar anggaran untuk renovasi gedung sekolah dibanding anggaran renovasi gedung DPR-RI, namun jika dihitung-hitung hanya akan dipergunakan untuk sekitar 2000an sekolah saja seluruh Indonesia jika tiap sekolah mendapat bantuan 500-800 juta. Disamping itu manfaatnya akan lebih terasa jika dipergunakan rakyat sendiri.
            Sungguh memprihatinkan sekali masyarakat di negeri ini, harus melihat wakil-wakilnya yang duduk di Senayan hidup dengan kenyamanan dan kemewahan, namun mereka tidak memiliki hati nurani melihat masyarakatnya yang ada di pelosok-pelosok dengan hidup yang serba pas-pasan. Semoga wakil-wakil rakyat tersebut segera terbuka jalan pikirannya, lebih baik merenovasi gedung atau merenovasi hati nurani terlebih dahulu. Jika mereka memilih merenovasi hati nurani terlebih dahulu, berarti mereka mendengar jeritan rakyatnya yang telah menitipkan amanah kepadanya untuk kemajuan negeri ini.

*Batam, Selasa, 17 Januari 2012, 11.20 WIB.       
           








[1] Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) Batam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar