Ini adalah sebuah cerita yang pernah aq alami sekitar 2 tahun lalu di kota Jogja,,,,
Sebuah cerita yang memberikan gambaran kepada saya mengenai kehidupan dan solidaritas terhadap teman...dan pelajaran itu justru saya dapatkan dari seorang anak jalanan yang usianya jauh dibawah saya...cerita ini saya tulis dengan Judul "Antara Solidaritas dan Permainan Uno"
Sebuah cerita yang memberikan gambaran kepada saya mengenai kehidupan dan solidaritas terhadap teman...dan pelajaran itu justru saya dapatkan dari seorang anak jalanan yang usianya jauh dibawah saya...cerita ini saya tulis dengan Judul "Antara Solidaritas dan Permainan Uno"
ANTARA SOLIDARITAS DAN PERMAINAN UNO
Senin, 14 Juni 2010
Sore itu tim yang dipimpin oleh saudara Cua mulai bergerak ke suatu
lokasi, dimana lokasi tersebut yang menjadi salah satu titik dalam menjalankan
misi sosial. Sesampai di tempat itu, tepatnya di perempatan Jetis, tim yang
terdiri dari saudara Cua, Sisil, Tri, Nurlita, dan Ayik mulai mencari target,
yaitu dua anak yang bernama Yogi dan Preto. Kedua anak ini merupakan anak yang
kesehariannya berada dijalanan, walau kadang mereka pulang kerumah, tapi waktunya
banyak dihabiskan dijalanan.
Tetapi awalnya tim hanya menemukan Yogi di sebuah warung yang tak jauh
dari lokasi. Setelah diajak oleh saudara Cua, Yogi diperkenalkan oleh semua
anggota tim. Dalam perkenalan itu, datanglah saudara Andre, sehingga bertambahlah
anggota tim ini. Sehabis berkenalan dengan Sisil, Tri, Nurlita, dan Ayik,
mulailah misi sosial dilakukan, yaitu pendampingan terhadap anak jalanan.
Yogi, si anak ceria itu mulai diajak belajar oleh tim, awalnya di suruh
menggambar, kemudian disuruh menceritakan gambar tersebut. Dia menggambar
gunung, yang diibaratkan Gunung Merapi. Ketika saat Yogi menggambar dan
bercerita, datanglah saudara Mala dan temannya. Semakin rame sore itu, yang
awalnya tim hanya berlima jadi bertambah menjadi delapan orang.
Saudara Mala membawa kabar bahwa melihat Preto berjalan menuju kearah tim
dan Yogi. Karena di lokasi yang pertama, yaitu di sebuah warung Burjo, tidak
cukup untuk melakukan kegiatan, semua anggota tim dan Yogi bergerak ke halaman
sekolah, SMP Negeri 6 yang menjadi tempat untuk melakukan kegiatan selanjutnya.
Sesampai di halaman sekolah, tim
melanjutkan pendampingan terhadap mereka, kali ini Yogi tidak sendiri, tetapi
sudah ada sahabatnya yaitu Preto si anak yang pendiam tapi memiliki rasa
solidaritas terhadap teman yang tinggi.
Yogi yang masih dengan semangat belajar, dia terus melanjutkan belajarnya
dengan mengisi teka-teki silang (TTS) yang dibawa oleh saudara Mala. Lain
halnya dengan Preto, sore itu dia tidak ada kemauan untuk belajar. Karena
hatinya sedang kacau, dia sedang emosi. Preto yang memiliki rasa solidaritas
yang tinggi, ingin membalas perlakuan yang dilakukan salah seorang anak kampung
daerah Jetis terhadap temannya yang bernama Herman. Yang sore itu, kebetulan
ada anak-anak kampung Jetis main bola di halaman sekolah itu juga. Memang tiap
sore anak-anak kampung Jetis main bola di sekolah itu. Akan tetapi anak yang
dicari oleh Preto tidak datang main bola.
Hati Preto masih dilanda emosi, dia terus mencari anak itu, sesekali dia
pergi ke jalan tapi memang sore itu anak yang dicari tidak datang main bola.
Preto dengan sorot matanya penuh dengan emosi terus menatap anak-anak Jetis
yang main bola. Yang lebih mengagetkan lagi, ternyata Preto telah
menyembunyikan suatu benda yang diselipkan di celananya. Ketika ditanya oleh
saudara Andre, ternyata benda itu memang sengaja dibawa untuk memukul anak yang
telah melakukan pemukulan terhadap temannya yang bernama Herman.
Semua anggota tim kaget dengan apa yang sedang dialami oleh Preto, tim
tidak ingin Preto melakukan hal yang bisa menambah masalah lagi buat dirinya. Semua anggota tim fokus kepada
Preto, karena ingin meredam emosi dia. Sedangkan Yogi si anak ceria itu
masih asyik dengan kegiatannya belajar sekaligus mengisi TTS dengan didampingi
oleh saudara Mala.
Akhirnya untuk mengalihkan perhatian dan meredam emosi Preto, saudara Cua
mengeluarkan kartu UNO untuk bermain. Semua larut dalam permainan UNO ini, apalagi dengan teriakan “UNO!!!” semakin
membuat semangat bertambah. Preto yang raut mukanya kusut, jadi ceria dan
tertawa lepas, bahkan dia juga bersikap jail yaitu dengan alasan menata kartu
yang sudah dibuat bermain tapi dia juga mengambil kartu itu agar kartunya
lengkap dengan maksud dia bisa menang.
Ternyata permainan UNO
tersebut mampu mengalahkan emosi dari seorang yang mempunyai rasa solidaritas
terhadap teman yang tinggi. Sore itu ditutup dengan lagu Armada yang berjudul
“Mau Dibawa Kemana” yang dinyanyikan Yogi dengan kencrung kesayangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar